Pelaksanaan Village Learning Friends

01 Jan 2015

Village Learning Friends (VLF) 

sebagai alternatif pembentukan budaya karakter

  1. LatarBelakang

            Pengalaman menjadi seorang Kepala Sekolah tentu tidak terlepas dari apa yang pernah dialami dirasakan dan dilakukan, sebelum menjadi Kepala Sekolah penulis adalah seorang guru yang ikut berjuang bersama dalam membangun keberadaan sekolah ini,dua puluh dua tahun pengabdian dan kebersamaan yang telah dilaksanakan disekolah ini tentu memberikan gambaran wawasan dan sebuah kesempatan manakala penulis menjadi seorang guru yang diberikan tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah disekolah lain, dengan berjalannya waktu beberapa tahun kemudian penulis diberikan kepercayaan untuk memimpin dan kembali disekolah ini, berbekal pengalaman selama menjadi guru, penulis sangat memahami situasi dan kondisi yang berjalan disekolah, cita cita dan keinginan bagaimana membangun sekolah ini agar menjadi lebih maju dengan menuangkan ide dan gagasan - gagasan yang sering melintas adalah merupakan sebuah tantangan yang tidak mudah, namun demikian hal itu tentu lebih bisa terakomodasi dengan situasi yang sekarang.

            SMP Negeri 2 Pringsurat merupakan salah satu sekolah yang berada di daerah pedesaan ujung timur Kabupaten Temanggung berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang. Sekolah dengan nuansa pedesaan jauh dari keramaian kota namun demikian akses jalan menuju kota sudah dibangun secara memadai, sekolah ini berada di Jalan Tuksongo, Desa Nglorog Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung. Jalur angkutan umum belum terlaksanan di daerah ini namun, akses transportasi yang dilaksanakan oleh masyarakat dalam kegiatan ekonomi sehari harinya  dilaksanakan dengan menggunakan kendaraan pribadi, ojek atau jalan kaki, situasi ini masih berjalan sampai hari ini karena belum ada angkutan yang berijin trayek  ke daerah ini.

            Keadaan geografi di wilayah ini banyak terdapat bukit / pegunungan, mata pencaharian sebagian besar masyarakat adalah petani dan usaha lain dengan tingkat kehidupan sebagian besar agak mampu (ukuran kehidupan di desa), namun demikian banyak juga masyarakat yang lebih suka dianggab miskin atau menyatakan miskin. Masyarakat pendukung  sekolah ini berada disekitar wilayah Pringsurat bagian timur dan utara, desa Gowak, Pingit, Soborejo, Wonokerso, Pagergunung, Klepu dan Nglorog serta sebagian wilayah Kaloran bagian timur.

            Masyarakat banyak menggantungkan harapan agar dapat  menyekolahkan anaknya di SMP Negeri 2 Pringsurat karena dianggap merupakan sebuah prestasi, dengan lingkungan geografi yang strategis dibanding dengan sekolah sekolah disekitarnya, selain itu budaya tradisonal masyarakat masih kental, banyak terdapat kesenian maupun adat dan kebudayaan yang merupakan kearifan lokal yang masih berlangsung dan berjalan diwilayah ini.

            Bangunan sekolah ini berdiri sejak tanggal 1Juli 1984, mempunyai 20 rombongan belajar meliputi kelas VII , VIII dan IX, jumlah siswa pada tahun pelajaran 2014/2015 ini berjumlah 647 siswa, dilihat dari kelahiranya sekolah ini telah berusia cukup dewasa, namun dari segi prestasi akademik maupun non akademik hasil yang diperoleh belum sesuai dengan harapan dibandingkan dengan sekolah sekolah yang berada di perkotaan. Perilaku santun,disiplin,tertib,saling menghormati,tolong menolong dan percaya diri adalah merupakan bagian dari pembentukan karakter yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam meraih cita citanya, seperti sering disampaikan di berbagai forum, sekolah berharap agar siswa yang bersekolah disini menjadi siswa yang cerdas secara intelektual,cerdas secara emosional serta cerdas secara spiritual.            Keberadaan sekolah baik di desa maupun di kota tentu tidak akan terlepas dari daya dukung dan pengaruh serta kondisi lingkungan dimana sekolah itu berada. Berbagai permasalahan pendidikan banyak kita jumpai, angka putus sekolah, perkelahian pelajar, keterlibatan dengan dunia narkoba serta kenakalan remaja lainya tentu sangat mewarnai keberhasilan suatu sekolah dalam mewujudkan tujuan melalui visi dan misinya. “ Unggul dalam prestasi, berakhlaq mulia dan tanggap dalam pembaruan lingkungan pendidikan” merupakan visi yang dicanangkan disekolah ini, bukan merupakan sebuah hal yang mustahil, melihat kondisi lokasi wilayah, letak geografi, lingkungan sekolah serta jumlah siswa yang ada, dengan sebuah harapan dapat mewujudkan tujuannya, sekolah melakukan berbagai terobosan dengan salah satu diantaranya adalah implementasi pelaksanaan standar proses.

            Dimensi utama kompetensi Kepala Sekolah bidang manajerial salah satunya adalah menciptakan budaya dan iklim sekolah/ madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.Pembelajaran tidak hanya dilaksanakan didalam sekolah tetapi juga dapat dilaksanakan di luar lingkungan sekolah, pembentukan karakter dapat dimulai dari berbagai hal, dengan uraian latar belakang diatas penulis selaku Kepala Sekolah membuat salah satu program kegiatan belajar kelompok yang dilaksanakan oleh siswa dengan pertimbangan letak tempat tinggal siswa yang berada di satu desa, maka Village Learning Friends (VLF) diangkat sebagai alternatif pembentukan budaya karakter yang merupakan Best Practise di SMP Negeri 2 Pringsurat.

  1. Permasalahan

            Implementasi Standar Nasional Pendidikan dalam standar prosesmelalui pembentukan karakter sangat mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan baik secara akademik maupun non akademik, melalui pengamatan penulis,hubungan dan komunikasi antara guru, siswa dan orang tua disekolah belum terlihat selaras dan harmonis, pelaksanaan standar proses belum berjalan dengan baik, hasil belajar dan pencapaian prosentase mata pelajaran Ujian Nasional belum sesuai harapan,masih banyak siswa dan orang tua yang bersikap acuh manakala bertemu dengan guru dan fihak sekolah,dari uraian latar belakang diatas dapat ditarik sebuah rumusan masalah “ apakah Village Learning Friends (VLF)dapat merupakan sebuah alternatif pembentukan budaya karakter di SMP Negeri 2 Pringsurat?"

  1. Strategi Pemecahan Masalah

                        Pada bahasan ini meliputi startegi pemecahan masalah yang dipilih dan tahapan operasional pelaksanaannya.

  1. Strategipemecahanmasalah yang dipilih

       Dalam menyelesaikan suatu permasalah pendidikan tentu dibutuhkan berbagai strategi, strategi yang dipilih dalam pemecahan masalah diatas yang dilakukan di SMP Negeri 2 Pringsurat adalah dengan penyelenggaraan salah satu program, dalam bentuk kegiatan belajar kelompok bagi siswa di satu wilayah atau satu desa sesuai dengan tempat tinggal masing masing yang dinamakan VLF(Village Learning Friends)

  1. Tahapan Operasional Pelaksanaanya

       Inovasi atau gagasan Kepala Sekolah ini dituang bersama sebagai suatu program dan dilaksanakan oleh semua guru mata pelajaran dan guru bimbingan konseling.Keberhasilan suatu program sekolah dimulai dengan perencanaanya, agar program yang dicanangkan berhasil sesuai dengan target yang diharapkan, maka perlu di buat tahap tahap pelaksanaanya, untuk lebih jelasnya operasional pelaksanaan program itu dituang dalam empat tahap; 1) tahap perencanaan kegiatan, 2) tahap pelaksanaan, 3) Evaluasi pelaksanaan kegiatan, dan 4) tindak lanjut dari pelaksanaan kegiatan tersebut

 

  1. Tujuan dan Manfaat

           Kegiatan VLF ini bertujuanuntukmenumbuhkan karakter positif untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan siswa terhadap bahan belajar yang diberikan guru di sekolah, menumbuhkan kultur belajar siswa serta menguatkan rasa kekeluargaan antar siswa dengan siswa dan juga siswa dengan guru.