Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah

                 Menurut George Boeree (2009:63) kita cenderung berasumsi bahwa untuk memperbaiki pengajaran dan pembelajaran, kita harus melibatkan diri dalam kelompok kelompok belajar sambil praktik (learning by doing),dan sebagainya dan menghindari segala teknik pengajaran model lama.Sejalan dengan pendapat salah satu tujuan sekolah di SMP negeri 2 Pringsurat adalah tercapainya situasi pembelajaran yang kondusif, kenyamanan dalam belajar harus didukung oleh hubungan yang selaras dan harmonis antar stake holder sekolah, siswa merupakan sasaran kegiatan pembelajaran, guru sebagai fasilitator dan sumber belajar, kebiasaan siswa akan menunjukkan karakter siswa, kebiasaan siswa akan mengantar keberhasilan siswa, dan kebiasaan berkomunikasi antara guru, siswa dan orangtua akan mempengaruhi kinerja seluruh stake holder sekolah.

                        Beberapa alasan strategi pemecahan masalah diatas yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Pringsurat adalah;

  1. Untuk menumbuhkan karakter sikap positif siswa di lingkungan sekolah
  2. Untuk meningkatkan mutu serta hasil pembelajaran disekolah khususnya pada siswa kelas IX untuk menghadapi Ujian Sekolah

          MenurutMarta Khaufelt (2008:56) mejadi anggota kelompok membentuk rasa memiliki danmerasa diikutsertakan yang membawanya kerasa aman dan terjamin. Perasaan pada usia remaja yang sedang belajar ini perkembangan fisik dan mental sangat menentukan, perilaku siswa dirumah dan dilingkungan keluarga serta masyarakat akan terlihat ketika siswa berinteraksi dengan temanya disekolah, hal ini sangat dimungkinkan karena kebiasaan siswa akan terbawa dimana saja mereka berada. Banyak hasil yang dapat dirasakan dengan adanya sistem belajar kelompok ini, Village Leraning Friends (VLF) ini adalah merupakan system belajarkelompok di rumah berdasarkan domisili  atau wilayah dimana siswa tersebut tinggal, kehidupan lingkungan, keadaan keluarga dan kebiasaan setiap siswa di setiap daerah tentu mempunyai keunikan tersendiri, adanya berbagai kebiasaan siswa tentu saling mempengaruhi satu dengan yang lainya.                 Istilah karakter membuat banyak orang menyamakanya dengan kata sifat yaitu akhlak, tabiat atau watak, karakter dibentuk oleh pribadi sesorang sesuai dengan perilakunya. Pengertian karakter adalahsifat yang nyata dan berbeda yang ditujunjukkan oleh individu, sejumlah atribut yang dapat diamati pada individu, dan belajar adalah sebuah kegiatan yang harus dilaksanakan bagi seorang siswa, pemahaman materi, penguasaaan dan kemampuan siswa harus selalu diasah dengan cara belajar, agar kegiatan belajar menjadi menarik maka perlu dikemas dengan situasi yang bervariasi. Belajar tidak hanya berhubungan dengan kemampuan akademis saja, kemapuan siswa untuk berinteraksi secara positif dengan temannya lebih diutamakan, komunikasi, kebersamaan, saling menghargai dengan segala komitmen dikelompoknya tentu akan mewarnai kepribadian siswa.

                   Kegiatan VLF ini bertujuanuntukmenumbuhkan karakter positif untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan siswa terhadap bahanbelajar yang diberikan guru di sekolah. Dengan demikian seperti disampaikan oleh Suparlan (2005:84) dalam paradigma baru,semua orang (orang tua dalam keluarga,kepala sekolah dan guru disekolah,serta warga masyarakat) secara bersama sama selalu bertanya ‘what can all of us together do to educate all children well?”  berdasarkan pendapat diatas bisa ditarik sebuah pemahaman bahwa apa yang dapat kita kerjakan bersama untuk mendidik semua anak dengan baik, untuk itu penyelenggaraan salah satu program sekolah melalui belajar kelompok bisa menjawab permasalahan tersebut dan VLF mempunyai banyak manfaat diantaranya adalah untuk:

1)        Melatihkemampuansiswauntukberkomunikasidenganbaikantara siswa guru dan orang tua.

2)        Menumbuhkembangkan rasa sosial, sikap sopan dan santun serta kerjasama di antarasesamasiswa dalam kelompok ataupun dengan kelompok belajar yang lain.

3)        Menumbuhkan komitmen positif, sikap saling menghargai, tolong menolong, displin dan tertib dalam belajar.

4)        Meningkatkanpemahamandanpenguasaansiswaterhadapmateripelajaran yang diajarkan guru di sekolah.

  1. Menjadiajangsalingberbagiilmupengetahuan, mengasahkemampuansiswauntukberdiskusidanberdebatsecarasehat.
  2. Menumbuhkan rasa percaya diri dan sikap mandiri siap menghadapi ulangan atau ujian sekolah.

            Tujuan dan manfaat VLF akan berhasil apabila dilaksanakan sesuai dengan tahap tahapnya, agar lebih mudah difahami tahapan pelaksanaan strategi pemecahan masalah ini bisa dilihat pada penjelasan penulis sebagai berikut;

1.    Perencanaan Kegiatan

          Langkah yang diperlukan dalam perencanaan kegiatan Village Learning Friendsini adalah dengan; 1) membuat sebuah peta kemampuanakademis siswa kelas IX, 2) penunjukan guru pendamping dan guru penaggungjawab mata pelajaran, 3) membuat peta perilaku siswa, 4) membuat peta lokasi tempat belajar berdasarkan wilayah, 5) membuat jadwal kegiatan belajar, 6) menentukan materi atau tugas yang akan diberikan

2.    Pelaksanaan

          Setelah perencanaan program disusun maka program dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan. Kegiatan ini dilaksanakan sebulan tiga kali dengan sekali pertemuan disekolah. Kegiatan yang dilaksanakan dimasing masing kelompok adalah dengan membahas materi yang diberikan oleh guru mata pelajaran, dan ketika mereka belajar didampingi atau dipantau oleh guru pendamping yang ditunjuk. Kegiatan belajar disetiap kelompok dipimpin oleh salah seorang siswa yang ditunjuk yang mempunyai kemampuan akademis yang lebih dibandingkan yang lain, dengan demikian tersebut mampu menjadi pemimpin dikelompoknya, perangai, perilaku, adap sopan santun, disiplin dan tertib waktu sangat diperlukan,dengan demikian siswa akan belajar mentaati aturan yang telah ditetapkan.   

          Sedangkan kegiatan kelompok belajar yang dilaksanakansatu kali setiap bulan disekolah, didampingi dan dipantau langsung oleh Kepala Sekolah dan guru mata pelajaran, dan satu kali yang dilaksanakan disekolah ini untuk membahas hasil tugas yang diberikan oleh guru,  sedangkan pelaksanaanya siswa dapat belajar dimana saja di lingkungan sekolah, masing masing kelompok saling berdekatan menggunakan fasilitas sekolah yang ada dan guru mata pelajaran berkeliling untuk menjawab pertanyaan dari masing masing kelompok belajar.

3.    Evaluasi

          Setelah kegiatan dilaksanakan maka penanggung jawab program membuat evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut, apakah sesuai dengan rencana atau tidak, perubahan perilaku dan pembentukan karakter sangat diutamakan, hasil belajar sangat diperhatikan, kemudian dari evaluasi itu perlu dilakukan tindak lanjut.   

4.    Tindak Lanjut

          Penanggung jawab program kegiatan melaporkan hasilnya kepada sekolah setiap 3 bulan sekali, dari hasil laporan itu Kepala Sekolahmengambil kebijakan apa yang harus dilakukan oleh siswa maupun guru dan pembimbing, pemberian reward(penghargaan) dan punishment(sanksi) kepada siswa ataupun guru dan pelaksana program disekolahmerupakan salah satu motivasi kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh pemimpin sekolah

  1. HasilAtauDampak Yang dicapai

            Pelaksanaan kegiatan belajar kelompok ini menghasilkan beberapa hal sesuai dengan harapan sekolah yaitu adanya perubahan perilaku dalam pembentukan karakter siswadan adanya dampak peningkatan prosentase kelulusan hasil belajarsiswa.Perubahan perilaku terlihat dari kebiasaan siswa yang salah satunya dilaksanakan dalam kegiatan belajar adalah mereka mempunyai rasa saling menghormati dan rasa tolong menolong, belajar tepat sesuai waktu yang ditentukan oleh kelompoknya, membuat siswa berperilaku disiplin dan tertib, berpakaian sopan, dan kerjasama secara bersama samadapat  mengurangi beban siswa dalam belajar, sikap sopan dan santun antar siswa dan guru terjalin, siswa tidak segan untuk mengulurkan tangan bersalaman  dengan Kepala Sekolah, Guru, Karyawan ataupun tamu yang kadang datang disekolah.

                   Dari kegiatan belajar kelompok yang diistilahkan dengan VLF itu, siswa dapat melaksanakan pendidikan karakter secara baik di lingkungan sekolah, pendapat dan kesan yang disampaikan oleh orang tuapun sudah berbeda, situasi komunikasi yang terjalin antara guru dan siswa, siswa dan siswa, siswa dengan Kepala sekolah, siswa dengan karyawan, dan orangtua dengan fihak sekolahpun sekarang lebih dirasakan keharmonisanya, hal ini terlihat pada dua tahun terakhir hampir semua orang tua siswa mau menghadiri rapat walimurid yang diselenggarakan sekolah, situasi kesan yang ditangkap dari dulu banyak orang tua yang acuh pada sekolah sekarang orang tua dengan senyum datang disekolah ini dengan sambutan keramahan seluruh stakeholder SMP Negeri 2 Pringsurat.Kegiatan belajar kelompok yang dicapai melalui kegiatan VLF ini berdampak positif pada peningkatan mutu dan hasil belajar siswa, kelulusan seratus persen bagi siswa kelas sembilan adalah merupakan hal yang biasa, namun kondisi itu belum terlaksana disekolah ini hingga tahun pelajaran 2011/2012 genapberusia 28 tahun. Kelulusan banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, namun demikian dampak dengan adanya program VLFdua tahun pelajaran terakhir hasil belajar kelas IX mengalami peningkatan yang layak untuk diperhatikan yaitu;

1.    Prosentase kelulusan hasil belajar siswa seratus persen (100%) baru di         capai tahun pelajaran 2012/2013 dan tahun pelajaran 2013/2014, dari

sejak sekolah ini berdiri

2.    Prestasi hasil belajar tiap semester khusus untuk siswa kelas IX rata rata nilai hampir setiap mata pelajaran mengalami kenaikan yang signifikan, rata rata nilai semester 1 kesemester 2 tahun pelajaran 20112/2013 mengalami kenaikan sebesar 30,1 %, dan nilai semester 1 dengan nilai semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 mengalami kenaikan sebesar 50,6%

  1. Kendala Yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Strategi

                   Strategi yang dipilih dalam pemecahan masalah diatas yang dilakukan di SMP Negeri 2 Pringsurat adalah dengan penyelenggaraan salah satu program, dalam bentuk kegiatan belajar kelompok bagi siswa di satu wilayah atau satu desa sesuai dengan tempat tinggal masing masing yang dinamakan VLF(Village Learning Friends), adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah:

  1. Kondisi geografi lingkungan belajar siswa di berbagai daerah tidak sama
  2. Belum tentu ada siswa yang mempunyai kemampuan akademis lebih dibandingkan teman yang lain (seperti yang sudah dipetakan kemampuannya)
  3. Kesiapan sebagian guru pendamping dalam menjalankan tugas
  4. Jumlah guru pengampu mata pelajaran UN yang sedikit
  5. Sosial ekonomi masyarakat yang berbeda
  6. FaktorPendukung

                   Banyak faktor pendukung pada pelaksanaan program VLF ini, faktor itu berasal dari siswa, guru, orang tua, lingkunganmasyarakat, Komite maupun Kepala Sekolah, agar lebih jelasnya faktor pendukung kegiatan disekolah ini penulis uraikan sebagai berikut;

  1. Kegiatan ini disambut siswa sebagai alternatif belajar yang baik karena siswa tidak selalu monoton belajar disekolah tetapi ada kesempatan berkumpul dengan temannya dengan suasana lebih santai
  2. Ketersediaan guru pendamping yang cukup memadai dibandingkan dengan jumlah kelompok belajar yang berada di desa tersebut
  3. Orang tua sangat menyetujui pelaksanaan kegiatan ini, sehingga terjalin komunikasi yang lebih baik antara guru dan orang tua
  4. Lingkungan masyarakat memberikan support dan dukungan, dengan demikian siswa lebih bisa terarah dalam pergaulannya
  5. Komite selaku lembaga terkait menjembatani antara sekolah dan orang tua sangat mendukung adanya kegiatan ini
  6. Kebijakan Kepala Sekolah

       Sebagai penanggung jawab seluruh kegiatan di sekolah Kepala Sekolah memberikan dukungan agar kegiatan ini berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan, kebijakan, fasilitas serta penghargaan yang diberikan merupakan salah satu bentuk perhatian Kepala sekolah dalam pengawasan terhadap proses pembelajaran diluar kelas yang merupakan salah satu implementasi Standar Nasional Pendidikan 

  • AlternatifPengembangan

                   Melihat hasil dan dampak yang didapat pada pelaksanaan program tersebut bagi siswa kelas IX, alternatif pengembangan kegiatan yang dilaksanakan bisa dicoba atau mulai diterapkan kepada siswa kelas VII dan VIII dengan intensitas pelaksanaan yang berbeda dengan pelaksanaan bagi kelas IX, Village Learning Friends (VLF) bisa dilaksanakan satu bulan satu kali dengan pemantauan guru pembimbing dan guru mata pelajaran.